Maluku punya julukan the Spice Island yang artinya Kepulauan rempah-rempah. Wilayah di Nusantara ini sejak lama dikenal sebagai penghasil rempah-rempah seperti pala dan cengkih yang menjadi incaran dunia. Bahkan secara berlebihan, para pelaut di masa lampau mengungkap aroma rempah Maluku sudah dapat tercium sepanjang puluhan mil sebelum mereka berlabuh di kepulauan tersebut. Dan saat ini, Maluku Utara juga masuh menjadi penghasil cengkih utama di Indonesia. Daerah penghasil cengkih di Maluku Utara meliputi Ternate, Tidore, Moti, Makian dan Bacan. Selain cengkih, Maluku Utara juga merupakan penghasil pala sehingga mendapat julukan kota penghasil rempah-rempah terbesar di Indonesia. Sejarah mencatat, sejak zaman dulu Maluku terlibat dalam dunia perdagangan internasional yang berkaitan erat dengan rempah-rempah.
Komoditas rempah ini banyak penggemarnya di berbagai belahan dunia. Kerajaan-kerajaan maritim di Nusantara seperti Sriwijaya dan Majapahit ketika itu menghidupkan jalur dagang Ternate, Hitu, Jawa Timur dan China. Dari situlah para pedagang China dan India mengetahui Maluku terlibat dalam perdagangan di Asia Tenggara. Sebelum kedatangan bangsa Barat, kegiatan perdagangan di wilayah kepulauan Nusantara telah berkembang menjadi wilayah perdagangan internasional melalui 'Jalur Sutra'. Kepulauan Maluku dikenal para pedagang Arab, Eropa dan Timur Tengah dari hasil alamnya berupa rempah-rempah.Dalam sejarah raja-raja Ming sekitar abad XVI sampai dengan 1644, tercatat Maluku satu-satunya negara timur yang menghasilkan cengkih dan pala. Hal ini didukung berita Romawi tentang cengkih yang disebut garyophyllon merupakan tumbuhan sakti, namun dikatakan berasal dari India.
Rempah-rempah ini bernilai tinggi, buah dan biji pala menjadi suatu komoditi perdagangan yang penting bagi Romawi. Melihat mahalnya harga rempah-rempah saat itu, pelaut Eropa berlayar ke Nusantara. Salah satunya Christoper Columbus yang menuju ke barat yang merupakan jalan menuju ke ‘The Island of Spices’ (Pulau Rempah-rempah) atau kepulauan Maluku. Namun pada akhirnya Christoper Columbus justru menemukan benua baru yang bernama Amerika. Kemudian penjelajah asal Portugis, Vasco Da Gama mencapai India dan Maluku karena mencari rempah-rempah. Pada abad pertengahan, rempah-rempah bermakna sama dengan obat-obatan. Ketika rempah-rempah menjadi cita rasa yang populer saat itu, lalu karakteristik dari aromanya mendapat beragama tanggapan. Semua orang sepakat baunya sensual, rempah-rempah berbau khas surgawi.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai informasi Travel Buddy #Temanperjalananmu, silahkan kunjungi www.Explorewithtravelbuddy.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar